RadarURL

05 Maret 2009

ALASAN DAN JAWABAN KENAPA WANITA ENGGAN BERHIJAB/KERUDUNG

sumber : milis
KE-1 : MENAHAN GEJOLAK SEKSUAL
ALASAN :Kalo pake hijab, nanti kecantikannya ketutup donk, terus laki-laki yang
ingin melihat wajah asli kita, akan menahan nafsunya, kalo terus ditahan
nafsunya itu bisa meledak dan ia melampiaskannya dengan melakukan pelecehan!
Nah, pemecahannya khan, ya kita harus buka hijab, bener gak ?
JAWAB: Seandainya jalan pemecahan itu benar, tentu Amerika dan negara-negara
barat akan menjadi negara yang paling kecil kasus perkosaan dan pelecehan
terhadap wanita di dunia. Namun pada kenyataannya tidak demikian, bahkan menurut
buku “Crime in USA” terbitan FBI, dikatakan bahwa setiap enam menit sekali
terjadi kasus pemerkosaan disana. Ihhh seremm!!!
Jadi, Kepada orang yang masih mempertahankan dan meyakini kebenaran alasan
tersebut, kita bisa mencari jawaban atas kesalahan mereka melalui 3 hal:
Pertama, berbagai data statistik telah mendustakan cara pemecahan yang mereka
tawarkan; Kedua, hasrat seksual terdapat pada masing-masing pihak, pria dan
wanita; Ketiga, yang membangkitkan nafsu seksual laki-laki adalah tatkala ia
melihat kecantikan wanita, baik wajah, atau anggota tubuh lain yang mengundang
syahwat. Jadi itu bukan alas an lagi, OK

KE-2 : BELUM MANTAP DENGAN HATI
ALASAN : Khan berhijab itu harus dengan hati bicaranya, Ya, kalo misalnya kata
hati saya belum mantap untuk berhijab, gimana?
JAWAB: Ukhti yang berdalih dengan alasan ini hendaknya bisa membedakan antara
dua hal. Yakni antara perintah Allah dengan perintah manusia. Jika perintah itu
datangnya dari manusia, maka bisa salah dan bisa benar. Adapun jika perintah itu
dari Allah, maka tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan "saya belum
mantap". Bila ia masih mengatakan hal itu dengan penuh keyakinan bisa saja
dikatakan bahwa keislamannnya juga belum mantap dan itu melanggar ajaran
Allah, padahal ia mengetahui perintah tersebut dari Allah, maka hal tersebut
bisa menyeretnya pada bahaya yang sangat besar, yakni keluar dari agama Allah,
sementara dia tidak menyadarinya. Sebab dengan begitu berarti ia tidak percaya
dan meragukan kebenaran perintah tersebut. Perintah untuk berhijab/ kerudung
(QS: Al-Ahzab: 59)

KE-3 : ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH
TANYA:Sebenarnya aku sich pengen banget pake hijab, tapi kalo Allah belum
memberiku hidayah. Aku mesti gimana?
JAWAB: Ukhti yang berdalih seperti ini telah terperosok dalam kekeliruan yang
nyata. Kami ingin bertanya: "Bagaimana kamu tahu bahwa Allah belum memberimu
hidayah?" Jika jawabannya, "Aku tahu", maka ada satu dari dua kemungkinan:
Pertama, dia mengetahuinya dari ilmu ghaib, sehingga ia tahu apa yang ada di
dalam kitab yang tersembunyi (Lauhul Mahfuzh). Dia pasti mengetahui pula bahwa
dirinya termasuk orang-orang yang celaka dan bakal masuk Neraka. Kedua, ada
makhluk lain yang mengabarkan tentang nasib dirinya, bahwa dia tidak termasuk
wanita yang mendapatkan hidayah. Mungkin bisa jadi yang memberitahu itu
malaikat, jin atau pun manusia. Namun, ketika jawaban tadi tidak ada pada
dirinya, bagaimana dia tahu Allah belum memberi hidayah?
Hidayah itu datangnya dari Allah, namun kita wajib
berusaha untuk mendapatkannya. Tanpa ada usaha tidak mungkin ada hasil. Oleh
karena itu, kalo masih beralasan seperti ini, itu tidak masuk akal. Berusahalah
untuk mendapatkan hidayah itu.

KE-5 : TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
ALASAN : Saya takut, kalau saya pake hijab, nantinggak laku nikah. Cowok khan
biasanya suka liat fisiknya dulu, wajahnya,
rambutnya, bodinya, segalanya dech! gimana tuch?
JAWAB: Kecantikan memang merupakan salah satu sebab pokok dalam pernikahan,
tetapi ia bukan segalanya sebab. Rosul pernah bersabda, bahwa wanita dinikahi
karena 4 hal: kecantikannya, hartanya, keturunan dan agamanya. Tapi yang menjadi
prioritas adalah agamanya.
Kaum laki-laki tidak hanya melihat unsur kecantikan semata, tetapi ada hal lain
yang menyatu dengan kecantikan yaitu sholeha yang dijadikan pertimbangan dalam
memilih isteri. Bisa jadi sikap gadis yang biasa memperlihatkan aurat -yang
dimaksudkan untuk menawan hati pria- menjadi bumerang bagi dirinya. Bisa saja
tindakan itu malah membuat para pemuda enggan menikahinya. Sebab mungkin para
pemuda beranggapan, jika wanita tersebut berani melanggar perintah Allah
berhijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani melanggar perintah lain
bahkan suami. Karena setan memiliki banyak kiat. Meskipun terkadang kenyataan
yang ada tidak selalu sesuai dengan pendapat ini, tetapi memang begitulah
keadaan mayoritas pemuda kita di zaman sekarang. Pemuda yang menyunting gadis
ber-hijab, namanya akan menjadi harum, meskipun ia sendiri tidak termasuk
orang-orang yang dinilai ta'at menjalankan perintah agama.

KE-6 : BELUM DEWASA
ALASAN: Saya belum cukup umur untuk dihijab, hijab khan khusus untuk orang
dewasa!
JAWABAN: Kebanyakan berpendapat bahwa kedewasaan seorang gadis dimulai saat
berumur 20 tahun. Dan menganggap yang dibawah 20 tahun itu masih anak-anak
meskipun ia sudah haid. Padahal itu adalah pendapat yang keliru. Dalam Islam
kewajiban seorang wanita untuk menjalankan perintah Allah adalah ketika ia sudah
baligh (sudah haid dalam usia 9 tahun, atau sempurna umurnya 15 tahun), maka
ketika ia sudah baligh, ia juga bisa dibilang dewasa dan sudah ada kewajibannya
untuk berhijab. Jadi tidak ada alasan lagi kalo usia sudah renta tapi masih
bilang belum dewasa. Dan apakah kamu bisa menjamin umurmu masih panjang? Coba
bayangkan, banyak khan teman-teman kita yang masih belia tapi sudah mendahului
kita. Makanya buruan dech kamu pada insyaf.

KE-7 : GAYA, MENGHALANGI BERHIAS DAN BUKAN HIJAB
ALASAN : Ach, banyak ko wanita yang berhijab malah dia lebih parah dalam
melanggar ajaran agama, misalnya pacaran dan ia menggunakan hijab hanya untuk
gaya, lalu kalo nanti saya berhijab kecantikan saya tidak bisa dilat orang donk!
JAWABAN : Hijab memang bukan segi penilaian baik buruknya seorang wanita,
namun dengan berhijab setidaknya orang tidak akan berburuk sangka kepadanya dan
cowok juga tidak akan berani menganggunya. Itu sudah jaminan Allah (coba buka
QS. Al-Ahzab: 59) jadi sebaiknya mengenakan hijab itu bukan untuk mode atau
gaya, tapi semata-mata karena Allah dan kita mesti merasa yakin untuk berhijab
karena itu memang sudah menjadi keharusan. Kalo itu sudah dilaksanakan, maka
kita akan merasa hidup ini teratur dengan aturan Allah tidak seenaknya. Ia tidak
akan berani melanggar perintah Allah termasuk pacaran dan lain-lain.
Lalu, terlebih dulu patut kita pertanyakan: "Untuk siapa engkau pamer aurat?
Untuk siapa engkau berhias?" Jika jawabannya: "Aku memamerkan tubuhku dan
bersolek agar semua orang mengetahui kecantikan dan kelebihan diriku," maka
kembali kita perlu bertanya: "Apakah kamu rela, kecantikanmu itu dinikmati oleh
orang yang dekat dan yang jauh darimu?" "Relakah kamu menjadi barang dagangan
yang murah, bagi semua orang, baik yang jahat maupun yang terhormat?" "Bagaimana
engkau bisa menyelamatkan dirimu dari mata para serigala yang berwujud
manusia?". "Maukah, jika dirimu dihargai serendah itu?"
Saudariku, engkau amat mahal dan berharga sekali. Pernahkah terlintas dalam
benakmu, bagaimana seorang pembeli membolak-balik barang yang ingin dibelinya?
Jika ia tertarik dan berniat membelinya, ia akan meminta kepada sang penjual
agar ia diambilkan barang baru sejenis yang masih tersusun di atas rak. Ia ingin
agar yang dibelinya adalah barang yang belum pernah tersentuh oleh tangan
manusia.
Renungkanlah perumpamaan ini baik-baik. Dari sini, engkau akan tahu betapa
berharganya dirimu, yakni jika engkau menyembunyikan apa yang harus engkau
sembunyikan sesuai dengan perintah Allah kepadamu.

SAUDARIKU,
ALASAN APALAGI YANG MENGHALANGIMU UNTUK BERHIJAB ???
KALU BUKAN HARI INI, MAU KAPAN LAGI?
DAN APA BESOK KITA MASIH HIDUP DI DUNIA INI ??? RENUNGKANLAH !
Oleh: Hari Guntara
Semoga kita semua mendapat bimbingan dan karunia dari Allah SWT. Amien

Queri update dari tabel lain

saya punya table
1. mahasiswa
nim nama telepon
2000420312 TOMO
2001420123 TONO
2002420123 UTOMO
2. telepon
nim telepon
2000420312 0315911408
2001420123 0315911474
2002420123 0321321654
query untuk update field telepon pada tabel mahasiswa dengan referensi tabel telepon
update mahasiswa set telepon=(select telepon from telepon where nim=mahasiswa.nim)

25 Februari 2009

di STAIN PKY

Di STAIN PKY aku di tempatkan di Jurusan Tarbiyah sebagai Staff Administrasi. Ngurusi mahasiswa, buat absen. Di sini ada program EVAPRODI dari Pusat Jakarta yang berasal dari program Foxpro. Cuma program tersebut dipakai hanya untuk laporan Prodi per semester yang pengerjaannya semester berikutnya. Program tersebut gak di pake pada semester yang berlangsung, padahal di program itu dah ada utility untuk cetak absen mahasiswa berdasarkan jadwal n KRS mahasiswa yang di entrikan dahulu pada semester yang berlangsung.
Di STAIN ini khususnya di Jur Tarbiyah ini absen kuliah mahasiswa masih aku ketik manual berdasarkan isian mahasiswa tersendiri setelah KPS (KRS) mahasiswa dikumpulkam di Jurusan. Dan kalo ada tambahan mahasiswa yang terjadi saat kuliah berlangsung.... ya aku edit lagi sampai rata2 pertemuan ketiga.
Kerja mulai jam 7 sampe jam 14. 6 hari kerja. sabtu hari olah raga.
Alhamdulillah di sini dah ada koneksi internetnya, koneksi masih pake laptop (wireless).
Komputer belom terkoneksi jaringan (khusunya di jurusan tarbiyah ini)
Yaaaaaa..... di betah-betahin lah kerjanya.....

04 Februari 2009

Tempat kerja baru... Alhamdulillah

Saat ini aku berada di STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Palangka Raya. Syukur alhamdulillah aku diterima CPNS di lingkungan STAIN Palangka Raya (pky). ini minggu pertama aku kerja, disini aku ditugaskan di jurusan Tarbiyah yang merupakan salah satu unit yang ada disini.
Disini... aku kerja lebih awal dari SK CPNS yang iAllah turun bulam Maret atau April 2009 (itu kata pak Sardimi, Pembantu Ketua 2)

19 Desember 2008

Akhir Yang Berbeda

Sumber : dari milis

Tatkala masih dibangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada dirisendiri : "Alangkah sabarnya mereka ... setiap hari begitu ... benar-benar mengherankan!" Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalat orang-orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.

Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang.. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.

Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.

Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak.

Aku bingung dan sering melamun sendirian ... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas. Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas.

Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan. Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol ... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban, Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma.

Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah "Laailaaha Illallaah ... Laailaaha Illallaah .." perintah temanku. Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat .... Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi ... keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.

Tak ada gunanya ... Suara lagunya terdengar semakin melemah ... lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak ... keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun. Selama perjalanan hanya ada kebisuan.

Hening...
Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk.. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia." Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin. Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.

Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali. Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaanku semula .... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.

Kejadian yang menakjubkan ... Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu .... sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun langsung tersungkur seketika. Aku dengan seorang kawan, bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan.

Dia masih sangat muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang taat menjalankan perintah agama. Wajahnya begitu bersih - mungkin karena sering tersiram air wudhlu. Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.

Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ... dengan suara amat lemah. "Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.

Selama hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur'an seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian "Aku akan menuntunya membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu ... apalagi aku sudah punya pengalaman." aku meyakinkan diriku sendiri.

Aku dan kawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu. Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke setiap rongga.
Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat.
Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meningal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal.. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.

Sampai di rumah sakit .....Kepada orang-orang di sana, kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan.
Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah.

Semua ingin ikut menyolatinya, Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Disana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin.Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.

Saudaraku yang dimuliakan Allah SWT, bagaimana dengan kita kelak?? Ya Allah wafatkan kami kelak dalam qusnul khotimah, dengan melantunkan firman2Mu dan mengacungkan telunjuk seraya ber syahadat .. amin

Love U All

28 November 2008

Ketika Menikah Tak Sekedar Keinginan

Ketika seseorang sudah memasuki fase menikah,namun jodoh belum juga kunjung datang..terkadang perasaan gelisah, gusar dan sejenisnya mulai melintasi pikiran,meskipun tak sama frekuensi kegelisahan/kecemasan itu pada setiap orang. misalnya seorang wanita yang sudah memasuki usia kepala 3,namun belum juga menikah,mungkin ada perasaan cemas dan gelisah.karena adanya statement masyarakat yang akan menganggapnya sebagai perawan tualah...ga lakulah.. atau ah..apalah. dan ketika suatu hari ada seseorang yang ingin melamarnya dan telah melalui berbagai proses..akhirnya menerima.

Tidak ada yang salah atas keputusan ini,ya..tidak ada salah memang,karena menikah merupakan fitrah bagi setiap manusia.Dengan menikah,Qta bisa melanjutkan keberlangsungan proses kehidupan Qta.Dengan menikah pula terkadang mampu merubah kehidupan sepasang anak manusia.namun hati2...jangan sampai Qta terjebak pada suatu pilihan karena ingin..atau karena faktor usia yang sudah cukup untuk menikah...atau karena tuntutan de..el...el..tanpa suatu persiapan.persiapan yang tak sekedar sebelum menikah (Fikriyah,ruhiyah,jasadiyah,finansial) tapi juga setelah menikah.

Pernikahan tak sekedar menyatukan sepasang anak manusia,tak sekedar menyatukan 2 keluarga dari budaya atau latar belakang yang berbeda,tak sekedar mempunyai anak dan setelah itu selesai sampai disitu.mungkin di awal2 pernikahan akan terasa indah,tapi setelah beberapa tahun pernikahan,terkadang kehidupan menjadi sebuah rutinitas2 yang biasa2 saja.

Tidak...tidak sekedar itu,tapi adanya perencanaan ke depan.Dengan menikah,keluarga seperti apa yang akan Qta bentuk?, ketika menjadi seorang ayah/ibu,akan menjadi ayah atau ibu seperti apa?, dan ketika mempunyai anak2,pola pendidikan seperti apa yang akan diberikan?. intinya...ada visi dan misi disitu.kemudian satukan visi dan misi dengan calon pendamping hidup Qta, dan selanjutnya buat komitmen bersama untuk menjalankannya,sehingga Qta sudah mempunyai gambaran akan seperti apa keluarga yang diinginkan...InsyaAllah...akan menjadi lebih terarah.

Perencanaan tak sekedar perencanaan,tapi juga harus ada persiapan,agar Qta sudah terbiasa dan tidak merasa tertatih-tatih menjalani perencanaan itu ketika sudah menikah.contoh kecil,Qta berencana mempunyai keluarga penghapal Qur'an,maka dari saat inilah..saat sebelum menikah biasakan diri,pecut diri Qta untuk menghapal Qur'an dan menjadikan sebagai wirid harian Qta.Qta menghapal Qur'an 1 halaman selama 1 pekan misalnya. atau contoh lain,Qta ingin menjadi ayah/ibu yang penyayang,bijaksana dan lain2,maka dari sekarang pula Qta latih diri qt,pelajari setiap fase perkembangan anak mulai dari batita sampai dewasa,latih diri Qta dengan banyal bergaul dengan mereka,pelajari pula ilmu kerumahtanggaan (memasak,menjahit dll)..mulai..mulai dari sekarang,bukan setelah menikah,karena pada fase tersebut Qta sudah memasuki tataran praktek yang sesungguhnya. itulah pernikahan yang mempunyai visi dan misi..bukan pernikahan yang sekedar keinginan...
sumber: forum.kotasantri.com Dikirim : Kamis, 27 November 2008 @ 17:06

13 November 2008

Shalat Istikharah "Media Mohon Petunjuk Di Saat Bimbang"

Oleh : Rahmat Hidayat Nasution
Dalam 'mengarungi' perjalanan hidup di dunia ini, sudah bukan mustahil manusia kerap dihadang bermacam persoalan yang pelik, hingga membuatnya harus berhati-hati dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Di antara aneka pilihan dan keeputusan yang sulit itu, bisa berupa soal jodoh, pekerjaan dan bahkan sampai memilih seorang pemimpin. Tak diragukan lagi, kalau pilihan yang diambil, sungguh, mengandung resiko. Karena itu, beruntunglah manusia yang memilih dengan pilihan yang tepat, sehingga membawanya ke arah kebaikan. Tapi, bagaimana kalau seseorang 'terjerumus' dalam pilihan yang salah? Sudah pasti, ia akan merugi. Sebab, pilihan yang buruk akan berakibat kerugian. Karena itu, agar manusia tidak menyesal di kemudian hari atas pilihan atau keputusan yang diambil. Kanjeng Nabi Saw. menganjurkan untuk melakukan shalat istikharah.
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah 2 (dua) rakaat yang dilakukan ketika seseorang ragu dalam memilih dua perkara atau lebih. Juga, ketika seseorang mengahadapi permasalahan penting dalam memilih suatu keputusan yang berdampak besar. Dengan shalat itu, seseorang dianjurkan agar meminta petunjuk atau bimbingan Allah supaya keputusan yang diambil nantinya tidak salah.
Perkataan istikharah sendiri, berakar dari kata 'khiyarah' (pilihan). Adapun wazan (timbangan) istikharah dalam ilmu sharf adalah 'istaf ’ala', yang memiliki maksud 'lit thalab' (permohonan). Adapun di sini, istikharah berarti thalab al-khiyarah min Allah, yaitu usaha untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan cara memohon petunjuk kepada Allah lewat shalat. Tidak salah bila istikharah itu bersifat spiritual, yakni usaha yang sepenuhnya bersifat rohaniah. Soal istikharah ini, kanjeng nabi Saw bertutur, “Apabila salah seorang di antara kalian berniat melakukan suatu urusan, hendaklah dia shalat dua rakaat yang bukan fardlu kemudian hendaklah dia berdoa". Berdasarkan hadits ini, Imam Nawawi berkomentar, bahwa “ shalat istikarah disunnahkan di segala kondisi”. Pendapat senada juga dilontarkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab fathul Bari.
Tapi, berdasarkan petunjuk nabi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa istikharah dilakukan dengan shalat sunnah dua rakaat di malam hari. Sejatinya, persoalan waktu pelaksanaan shalat istikharah itu dilakukan pada malam hari atau siang hairi tidaklah menjadi permasalahan yang cukup besar. Karena jika ditilik hadits tersebut, Kanjeng Rasul Saw. tidak menjelaskan waktu, dan bahkan tidak mencantumkan nama shalat itu sebagai shalat istikharah. Penamaan istikharah itu muncul dari istilah ulama bukan dari Rasulullah Saw. Jadi, shalat itu hakekatnya adalah shalat sunnat mutlak yang tidak memiliki waktu penetapan dalam pelaksaannya. Kemudian berubah menjadi istikharah karena terkait dengan hajat (keperluan) hamba terhadap Rabb-nya dalam memilihkan jawaban terbaik dari persoalan yang dihadapinya. Dapat dikatakan, bahwa shalat istikharah nyaris sama dengan sholat hajat yang pada dasarnya tidak memiliki waktu penetapan pelakasaannya.
Adapun tata cara shalatnya tidak jauh berbeda dengan shalat sunnah lainnya. Perbedaannya hanya terletak ketika selesai shalat, orang yang bersangkutan disuruh membaca doa istikharah yang intinya berisi permohonan kepada Allah Swt., agar ia diberikan sesuatu yang terbaik untuk kepentingan jangka pendek (dunia) maupun jangka panjang (akhirat). Berdasarkan hadits itu pula, seorang muslim, menurut Imam Syaukani, tidak boleh meremehkan sesuatu perkara dan mengabaikan istikharah. Kenapa? Sebab, banyak sekali terjadi kasus kecil yang diremehkan atau disepelekan, namun ketika diambil atau dtinggalkan, justru menimbulkan bahaya besar di kemudian hari.
Shalat istikharah sangat penting untuk dilakukan karena pilihan manusia acapkali bersifat subjektif dan terkadang tak terlepas dari dorongan nafsu. Sehingga, pilihan manusia seringkali mencewakan dan menimbulkan kekesalan. Dapat dipahami jika manusia kadang membenci sesuatu yang baik dan sebaliknya mencintai sesuatu yang buruk. Dalam hal ini, al-Qur an mensitirnya dalam surat Al-Baqarah ayat 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetauhi, sedangkan kamu tidak mengetauhi”.
Sebagai petunjuk dari Allah, pilihan melalui istikharah akan memberikan keyakinan yang amat kuat dan mantap. Tak salah, jika jawaban dari istikharah yang dilakukan seseorang kadang bisa munculnya satu keyakinan yang mantap dalam diri, yang memotivasi diri untuk mengambil keputusan dari permasalahan yang tengah dihadapi. Boleh jadi, jawaban dari istikharah juga bisa muncul lewat suatu mimpi. Perlu diketauhi, bahwa mimpi itu ada tiga macam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muttafaqun ‘alaih disebutkan, bahwa jenis mimpi yang pertama adalah mimpi baik, yaitu suatu kabar yang menyenangkan dari Allah. Kedua, mimpi yang menyedihkan atau menakutkan yang datangnya dari setan. Dan ketiga, mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan atau khayalan manusia belaka. Meski demikian, jawaban Allah adalah hak priogatif Allah yang tidak dapat ganggu gugat. Oleh karena itu, yang perlu menjadi titik tekan disini adalah bahwa seseorang melaksanakan shalat istikharah, semata-mata menyerahkan urusan yang dipilih itu kepada Allah, akan mendapatkan bimbingan Allah sehingga segala urusan hanya kepada Allah semata. Sebab, jika pilihan itu plihan terbaik, maka Allah akan memudahkannya bagi orang itu dan akan memberkahinya. Tetapi jika hal tersebut adalah sebaliknya, maka Allah akan memalingkannya dan memudahkan orang itu kepada kebaikan sesuai dengan izin-Nya.
Untuk itu, shalat istikharah harus dilakukan dengan niat ikhlas mengharapkan keridhaan Allah dan dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab, kalau istikharah yang dilakukan itu sepenuhnya hanya untuk Allah Swt. dan mendekatkan diri kepada-Nya, niscaya Allah Swt. akan memberikan bimbingan dan petunjuk bagi seorang hamba yang berserah diri sepenuhnya. Tak salah, jika shalat istikharah menjadi media mohon petunjuk bagi seseorang saat ia dihadapkan pada kebimbangan dalam memilih.
Penulis adalah mahasiswa universitas al-Azhar Kairo, Mesir, Faklultas Syariah Islamiyah, Tingkat IV dan kontributor tulisan hikmah CyberMQ.com