RadarURL

19 April 2008

Instalasi PostgreSQL Server di Ubuntu 7.10 @};-

Langkah2 untuk menginstall mode command-line :
$ sudo apt-get install postgresql postgresql-client
postgresql-contrib
$ sudo apt-get install pgadmin3
Berikut untuk merubah password admin database :
$ sudo su postgres -c psql template1
template1=# ALTER USER postgres WITH PASSWORD 'password';
template1=# \q

Selanjutnya kita rubah password postgres pada sistem operasi :$ sudo passwd -d postgres
$ sudo su postgres -c passwd
masukkan password yang sama dengan sebelumnya
Untuk koneksi dari lokal, tinggal merestart service postgres
dengan perintah :
$ sudo /etc/init.d/postgresql-8.2 restart
Untuk koneksi dari client, kita harus mengubah file
postgresql.conf
dan file pg_hba.conf
$ sudo nano /etc/postgresql/8.2/main/postgresql.confpertama kita ubah file postgresql.conf
ubah baris ini :
#listen_addresses = 'localhost'
menjadi
listen_addresses = '*'
dan ubah baris ini :#password_encryption = on
menjadipassword_encryption = on
lalu jangan lupa di simpan filenya.
$ sudo nano /etc/postgresql/8.2/main/pg_hba.confubah file pg_hba.conf
kita tambah pada baris yang terakhir dengan :

# Connections for all PCs on the subnet
#
# TYPE DATABASE USER IP-ADDRESS IP-MASK METHOD
host    all         all         192.168.42.1       
255.255.255.0  md5
ini berarti database server dapat menerima koneksi
dengan range ip 192.168.42.1-192.168.42.254
terakhir, restart server :
$ sudo /etc/init.d/postgresql-8.2 restart
^_^ selamat mencoba

18 April 2008

Repository Ubuntu

untuk memindahkan repository ubuntu ke repository lokal (kambing.ui.edu), kita modifikasi file source.list
$ sudo nano /etc/apt/sources.list
semua baris kita tambahkan karakter # di awal, artinya baris itu tidak kita pake
pada baris terakhir kita tambahkan :
deb http://kambing.ui.edu/ubuntu/ gutsy main restricted universe multiverse
deb http://kambing.ui.edu/u
buntu/ gutsy-security main restricted universe multiverse
deb http://kambing.ui.edu/ubuntu/ gutsy-updates main restricted universe multiverse
sehingga isi dari file /etc/apt/sources.list menjadi :

Islamkan Orangtua dan 30 Temannya

Namanya Aisyah Bhutta. Tapi hatinya tidak “buta”. Setelah mengenal Islam, ia membawa orangtua dan 30 temannya memeluk Islam

Aisyah Bhutta (34), dulu, ia bernama Debbie Rogers. Kini hidup tenteram dan bahagia setelah memeluk Islam. Di apartemennya yang terletak di Cowcaddens, Glasgow, ia melewati hari-hari dengan amalan Islam. Rumahnya pun telah dihiasi dengan nuansa Islam. Di dinding tergantung kaligrafi Al-Quran. Ada juga poster bergambar kota suci Mekkah. Lalu jam yang disetel khusus dengan suara azan yang senantiasa mengingatkanAisyah dan keluarganya tiap masuk waktu shalat. Wajahnya kini terbungkus rapi oleh jilbab yang makin menunjukkan kesalehannya. Dia sangat gigih dalam berdakwah. Tidak saja untuk keluarganya dan kerabat bahkan tetangga-tetangga juga tak luput dari dakwahnya. Alhasil, dia dapat mengislamkan orangtua, kerabat dan 30 temannya. Berikut kisahnya seperti dilansir dari Islamweb.com.

***

Bagi seorang gadis Kristen taat seperti Debbie Rogers, masuk Islam lalu menikah dengan pria Muslim, adalah suatu hal yang luar biasa. Tak hanya itu, ia juga telah mengislamkan kedua orantuanya, beberapa orang saudaranya. Dan yang menakjubkan ia telah mengajak sedikitnya 30 orang teman dan tetangganya masuk Islam!

Debbie Rogers dulunya berasal dari keluarga Kristen yang taat. Mereka aktif dalam aneka kegiatan gereja. Kala remaja lainnya asyik dengan idola mereka, misalnya mengoleksi poster penyanyi kesayangan mereka, katakanlah seperti penyanyi terkenal George Michael atau asyik dengan hura-hura sepanjang malam. Maka Debbie Rogers justru sebaliknya. Di dinding kamarnya penuh dengan poster Yesus. Musiknya adalah musik bernuansa rohani, bernada puji-pujian bagi Yesus. Itulah aktifitasnya sebelum kenal Islam.

Tapi akhirnya dia “lelah” sendiri. Ia merasa tak mendapatkan apa-apa dari apa yang dipelajarinya. Bahkan banyak sekali daftar pertanyaan tentang paham Kristen yang tak berjawab. Debbie Rogers kemudian berkenalan dengan seorang pria keturunan Pakistan, Muhammad Bhutta namanya. Pria yang mengenalkan Islam padanya dan dikemudian hari menjadi suaminya. Tapi jangan dikira ia masuk Islam gara-gara jatuh cinta dengan Muhammad.

Terkesan dengan shalat

“Waktu itu saya masih kecil. Baru berumur 10 tahun. Kebetulan keluarga kami punya toko dan Muhammad adalah salah satu pelanggan tetapnya. Saya sering mengintip Muhammad kala shalat di belakang toko kami.

“Dari wajahnya saya melihat pancaran kedamaian. Tampaknya dia sangat ikhlas dan menikmati shalatnya. Kala saya tanya, dia bilang dia orangIslam. Apa itu Islam?” tanya Aisyah kecil heran.

Berselang beberapa lama, dengan bantuan Muhammad, Aisyah cilik mulai mendalami Islam lebih jauh. Sekitar lima tahunan ia pelajari kitab suci tersebut dan menariknya dia telah mampu membaca seluruh isi Al-Quran dengan bahasa Arab.

”Semua saya baca. Sungguh sangat menarik sekali. Serasa menancap di hati,” kenangnya.

Alhasil, di usianya yang ke-16 Debbie Rogers pun mengucap dua kalimah syahadat. ”Ketika saya mengucapkan kalimah itu, serasa seperti baru melepaskan beban berat yang lepas dari pundak saya. Luar biasa. Saya merasa seperti seorang bayi yang baru dilahirkan,” ujarnya. Ia lantas mengganti namanya, Debbie Rogers menjadi Aisyah.

Meskipun Aisyah sudah memeluk Islam, namun bakal calon mertuanya --ayah kandung Muhammad-- tidak setuju putranya menikah dengan wanita Barat. Orangtua Muhammad masih berpikiran tradisional yang menganggap perempuan Barat sulit menerima Islam. Dan, menurut mereka, malah nanti Muhammad yang dibawa ke jalan yang tidak benar. Mereka takut nanti nama keluarga menjadi jelek di mata masyarakat Islam. Namun tekad Muhammad sudah bulat. Iman Aisyah harus diselamatkan.

Muhammad melaksanakan pernikahan di mesjid setempat. Bahkan pakaian nikah yang dikenakan Aisyah dijahit sendiri oleh ibu kandung Muhammad dan saudaranya yang menyelinap secara sembunyi-sembunyi. Sebab bapaknya menolak menghadiri acara sakral dalam hidup anaknya itu. Halnya Michael dan Marjory Rogers, orangtua Aisyah, turut hadir di pernikahan anaknya. Mereka mengaku terkesan dengan baju nikah Aisyah.

Hubungan hambar dengan bapaknya akhirnya mencair. Ceritanya, nenek Muhammad datang khusus dari Pakistan untuk menjenguk cucunya yang baru menikah. Bagi neneknya, pernikahan dengan perempuan Barat juga masih tabu. Namun, semuanya berubah tatkala nenek Muhammad berjumpa dengan Aisyah. Dia sangat takjub dengan perempuan Skotlandia itu yang sudah mampu membaca Al-Quran dan menariknya lagi Aisyah bisa bercakap dalam bahasa Punjab. Perlahan Aisyah telah jadi bagian dari keluarga besar Muhammad.

Islamkan orangtua

Enam tahun kemudian, Aisyah mulai menjalankan misi sulit, yakni mengislamkan kedua orangtua dan anggota keluarganya. Aisyah dan suaminya menceritakan apa itu Islam. Aisyah sendiri kini telah berubah banyak dan hal itu tentu bagian dari dakwah kepada kedua orangtuanya. Misalnya kini dia jadi anak yang sopan, tidak suka membantah kata-kata orangtuanya seperti dulu.

Kesan perubahan sikap dan tingkah laku sang anak rupanya merasuk ke hati sang ibu. Tak lama, ibunya memeluk Islam dan berganti nama menjadi Sumayyah.

“Bahkan ibu kini sudah mengenakan jilbab. Ibu shalat tepat waktu. Kini tak ada yang menarik baginya kecuali senantiasa berhubungan dengan Allah,” tuturAisyah bangga.

Akan halnya dengan ayah Aisyah, ternyata sangat sulit untuk diajak. Ibu Aisyah turut membantu mengenalkan sang ayah kepada Islam. “Ibu dan saya sering berdiskusi tentang Islam. Nah satu hari kami duduk-duduk di dapur. Lalu ayah berkata; Apa yang kalimat yang kalian ucapkan ketika masuk Islam? Spontan saya dan ibu melompat ke atasnya,” cerita Aisyah sumringah. Ayah pun memeluk Islam.

Lalu, tiga tahun kemudian, abang kandung Aisyah juga mengucap dua kalimah syahadah. Uniknya sang abang memeluk Islam melalui telepon, karena ia tinggal agak jauh. Aisyah makin bersemangat tatkala melihat istri abangnya, diikuti oleh anak-anaknya juga memeluk Islam. Bahkan keponakan istri si abang juga masuk Islam. Bukan main bahagianya Aisyah.

Membuka kelas Islam

“Saya belum mau berhenti berdakwah. Keluarga sudah, lalu saya beralih kepada para tetangga di Cowcaddens. Kawasan ini perumahannya sangat padat, bahkan bisa dikatakan kumuh. Tiap hari Senin selama 13 tahun saya membuka kelas khusus tentangIslam bagi wanita-wanita Skotlandia yang ada di situ,” kisah Aisyah mengenang. Sejauh ini dia sudah berhasil mengislamkan tetangga sekitar 30 orang.

“Latar belakang mereka macam-macam. Trudy misalnya, dia seorang dosen di Universitas Glasgow. Trudy adalah seorang Katolik yang awalnya mengikuti kelas saya untuk mengumpulkan data penelitian yang sedang dikerjakannya. Namun setelah berjalan enam tahun Trudy memutuskan memelukIslam. Menurutnya Kristen sulit diterima akal dan membingungkan,” sebut Aisyah. Trudy sendiri mengaku masuk Islam karena terkesan dengan kuliah Aisyah yang mudah diterima dan masuk akal.

Disamping siswa non-Muslim, kelas binaan Aisyah juga dipenuhi oleh gadis-gadis Islam yang telah terkena polusi pemikiran Barat. Menurut Aisyah, justru mereka yang patut diselamatkan. Aisyah pun fleksibel dalam kuliahnya. Dia menerima secara terbuka setiap pertanyaan dan mengajak peserta berdiskusi.

Suami Aisyah, Muhammad Bhutta (43), tampaknya tidak begitu tertarik untuk berdakwah di kalangan warga asli Skotlandia. Dia konsentrasi pada usaha restorannya. Fokus suami Aisyah adalah keluarga dan usaha. Suami nya yang bertugas memberikan ajaran Islam kepada kelima anaknya. Tumbuh dengan akhlak dan nuansa Islam, itulah obsesi Aisyah dan suaminya akan anak-anak mereka. Bahkan Safia, anaknya tertua yang berusia 14 tahun menjadi sebab masuk Islamnya seorang wanita tua.

Ceritanya, suatu hari Safia melihat seorang nenek di jalan, dia tergerak untuk membantu si nenek dengan membawakan belanjaannya. Sang nenek rupanya terkesan. Tak berapa lama si nenek pun ikut kelas Aisyah Bhutta, dan beberapa waktu kemudian akhirnya bersyahadat.

“Muhammad orangnya romatis,” ujar Aisyah tersipu. “Saya seakan telah mengenalnya selama berabad-abad. Jadi tak mungkin terpisahkan. Dia bukan hanya kawan dalam hidup di dunia ini, tapi yang lebih penting lagi semoga juga kawan di surga nanti dan selama-lamanya. Itulah hal terindah,” tutup Aisyah.
[www.hidayatullah.com]

10 April 2008

Jika Ada Tawaran Cinta

Penulis : Ida Ernawati
KotaSantri.com : Jika umur ini bisa diulang, diputar lagi bagai roda kehidupan, aku ingin menjadikan diriku bagian yang indah, bahagia dalam memaknai hidup, dalam berharap, berusaha, dan mendekat padaNya.
Jika aku boleh berharap, aku ingin selalu menjadikan Dia nomor satu dalam kehidupanku, tak kan kubiarkan siapa pun menjamah hatiku, karena Dia begitu istimewa bagiku.
Jika dunia ini bisa berbalik, yang menderita menjadi bahagia, yang bahagia menjadi menderita, aku tetap akan menjadi aku yang selalu merindukanNya. Aku tidak peduli aku ada di mana, aku di bawah, atau di atas di dalam kehidupan ini, karena yang aku inginkan adalah berada di sisiNya. Menjadi bagian yang dikasihiNya.
Jika banyak orang ketakutan akan kematian, atau tabu membicarakan kehidupan akhir, aku tidak akan mengikutinya, karena justru di sanalah aku bisa berjumpa denganNya. Kekasih yang selama ini kurindukan, yang telah menjadikan aku sebahagia ini dalam hidupku tatkala melampaui cobaan-cobaan, yang justru semakin mempertebal keyakinanku akan curahan kasih sayangNya. Aku sungguh merindukanNya.
Jika aku boleh memilih, aku ingin membiarkan diriku tetap menjadi aku yang bersahaja, tanpa neko-neko, tanpa dusta dan kecewa, karena dusta dan kecewa hanya menjerumuskanku pada tempat yang berjauhan denganNya. Aku tahu, itu hanya akan membuatku terluka. Aku tak bisa hidup tanpaNya. Karena Dia-lah yang menunjukkan jalanku, menjadi obor dalam hidupku. Dengan kecintaanNya, Dia jadikan aku manusia yang penuh semangat untuk menjadi manusia yang berguna.
Jika aku boleh berusaha, aku hanya ingin berlaku dengan petunjukNya dan diberi kekuatan olehNya dengan kebaikan dan RahmatNya yang pasti akan menjadikan aku lebih bercahaya dalam meniti kehidupan ini. Sungguh, tak ada satu pun yang bisa menandingiNya, karena Dia adalah segala-galaNya.
Jika ada tawaran cinta, aku tidak akan pernah menomorduakan Dia, karena Dia selalu berada pada tempat terindah dalam kehidupanku, karena cinta terhadap sesama hanya akan terjadi atas RidhaNya semata. Hanya Dia yang berhak menjadikan aku manusia penuh cinta kasih. Pada rasa yang senantiasa bergetar ketika mengingatNya, pada hati yang yang senantiasa mendo'a, pada titik terang jalan hidupku, pada pasrah yang luluh lantak menghilangkan semua keakuan dan kesombongan, yang membuatku terpuruk luruh bersujud di kakiNya. Dia yang menguasai kehidupan dan kematian, Dia yang menguasai semua makhluk, Dia yang mencintaiku tanpa pamrih, Dia yang selalu menolongku penuh kasih, Dia yang selalu kurindukan dengan segenap jiwa ragaku, Dia yang... Aku tidak bisa meluapkannya, biarlah Dia sendiri yang tahu kalau aku sangat membutuhkan dan merindukanNya.

02 April 2008

Kampanye Peduli Autisme 2008


Tujuan Kampanye tahun 2008 ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat umum melalui kegiatan kampanye dan autism awareness expo yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan penerimaan masyarakat akan keberadaan anak penyandang spektrum autisme sehingga mereka diberi kesempatan untuk mendapatkan berbagai hal seperti pendidikan, penggunaan fasilitas umum, sampai ke pekerjaan.
2. Memberikan informasi kepada orang tua anak penyandang autisme agar dapat lebih mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk mengarahkan dan memaksimalkan kemampuan anak dalam mempersiapkan mereka untuk dapat mandiri dan berguna bagi masyarakat.
3. Menghilangkan mitos "autis" itu identik dengan "cacat mental", "gila" atau malah "genius". Namun tidak bisa dipungkiri bahwa autisme/ASD (Autistic Spectrum Disorder) memiliki spektrum yang luas dari yang "high functioning" hingga "low functioning".
Mengingat bahwa sekolah dan berbagai terapi untuk anak-anak autis saat ini terbilang "sangat mahal", sedangkan autisme dapat mengenai siapapun tanpa melihat status sosial atau kekayaan, mengadvokasi Pemerintah supaya memberi perhatian yang memadai pada anak dan remaja penyandang autisme yang jumlahnya kian banyak ini, dengan menyediakan pendidikan (sekolah khusus, sekolah inklusi setingkat SD sampai Kejuruan) dan sarana kesehatan (klinik/pusat terapi, dan lain-lain).
4. Meningkatkan kesadaran keluarga penyandang autisme untuk mengurangi konsumsi zat kimia pengawet, perasa, pewarna, pengemulsi, penghalus, pengembang, MSG, yang dapat memperburuk keadaan penyandang autis bila mengkonsumsinya. Juga menghimbau produsen/pabrik obat dalam negeri untuk dapat memproduksi suplemen (yang biasa dikonsumsi oleh penyandang autis) di dalam negeri sendiri, karena selama ini masih banyak yang diimpor dari luar negeri, sehingga terasa mahal.
5. Memotivasi orang tua dan keluarga penyandang autisme bahwa autism bukanlah akhir dari segala-galanya. Tidak perlu berputus asa bilamana dikaruniai anak autis. Orangtua harus menerima kenyataan tapi terus berusaha. Penanganan yang tepat, dan penyediaan kesempatan belajar yang luas akan memperbesar kemungkinan pemulihan dan pengembangan diri anak-anak autis.

http://www.peduliautisme.net/

01 April 2008

Info Terapi / Sekolah Khusus

Sekolah dengan kurikulum dan pendekatan yang khusus akan sangat membantu bagi siswa dengan kebutuhan khusus, seperti Autism Spectrum Disorder, Attention Deficit Disorder, Hiperaktif, lambat belajar, terbelakang mental maupun penyandang cacat. Ada sekolah yang menggabungkan siswa kebutuhan khusus dengan siswa reguler (mainstream), ada pula yang menempatkannya pada kelas tersendiri (kelas khusus), sekolah yang seluruh siswanya memiliki kebutuhan khusus (sekolah khusus), dan ada pula yang lebih bersifat menyiapkan siswa bergabung ke program reguler (sekolah transisi).
Nama : Lembaga Pendidikan Khusus "Melati Ceria"
Spesifikasi : Anak Berkebutuhan Khusus
Alamat : Jl. Rangas I no. 5 Palangka Raya 73111 Kalimantan Tengah
Telepon : 0536-3235266
Email : lpk_melaticeria@yahoo.co.id
InfoTerapi

KALIMANTAN REBUT GURU SLB BERDEDIKASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL

Dua orang guru SLB/SDLB dari Kalimantan, masing-masing Lilis Lismaya, S.Pd dari Kalimantan Tengah dan Septi Aryanti, S.Pd dari Kalimantan Selatan, terpilih sebagai Guru SLB/SDLB Berdedikasi Tingkat Nasional yang diselenggarakan tanggal 16-20 September 2005 di Taman Budaya Surakarta, demikian Dijelaskan Dr. Mugiarsih Ch W, M.Psi, Kasubdit Manajemen Sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Lilis Lismaya, S.Pd menyisihkan 30 orang guru berdedikasi dari 30 Propinsi yang mengikuti lomba. Sementara itu Jawa barat dan DKI Jakarta menempati posisi kedua dan ketiga, masing-masing diraih oleh Deden Kuswara, S.Pd dan Nanang Burhan, S.Pd. Sedangkan pemenang lomba guru mendapatkan hadiah uang dan piagam penghargaan dari Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Drs. Mudjito AK, M.Si diserahkan pada acara penutupan lomba tanggal 19 September 2005 yang dipusatkan di Taman Budaya Surakarta.

Drs. Munawir Yusuf, M.Psi selaku ketua dewan juri guru berdedikasi tingkat nasional, menjelaskan bahwa lima kriteria yang digunakan untuk menilai guru berdedikasi, yaitu: (1) Riwayat hidup yang menguraikan tentang perjalanan karir dan pengabdiannya selama menjadi guru SLB/SDLB, (2) Karya Ilmiah di bidang PLB yang disusun di rumah maupun ditulis secara spontan selama mengikuti lomba, (3) Hasil Tes tertulis atas penguasaan kompetensi sesuai dengan bidang program khusus PLB, (4) Paparan hasil karya ilmiah, dan (5) Wawancara. Sepuluh orang dewan juri dari UNS, UNY, UPI dan UNJ masing-masing adalah Drs. R. Indianto, M.Pd, Drs. M. Syarif H, Dra. Munzayanah, Drs. Sugito, M.Pd, Drs. Suparno, M.Pd, Dra. Endang S, M.Pd, Dra. Sari S, M.Pd, Drs. Musyafa Assjari, M.Pd dan Totok Bintoro, M.Pd.

Lomba guru berdedikasi tingkat nasional diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Olahraga Nasional sekaligus memperingati Kemerdekaan RI ke 60. Kepada peserta lomba, Dr. Mugiarsih Sh W, M.Psi berpesan bahwa sebagai guru berdedikasi perlu menjaga kredibilitas kerja dan terus menerus berusaha meningkatkan kualitas pribadi, sehingga dapat dijadikan contoh bagi guru lain di daerahnya masing-masing. Lomba yang diselenggarakan setiap tahun ini juga menghasilkan beberapa karya ilmiah beberapa karya ilmiah yang inovatif untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan luar biasa di Indonesia. Sekaligus merupakan kegiatan untjuk potensi guru dan siswa di SLB/SDLB seluruh Indonesia.

Jakarta, 28 September 2005

Kasubdit Manajemen Sekolah
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

ttd

Dr. Mugiarsih Ch W. M.Psi

sumber : www.ditplb.or.id